Sejarah Radio

Pada awal tahun 1890-an seorang Itali bernama Guglielmo Maconi menciptakan inovasi-inovasi atas dasar peralatan yang diciptakan oleh Hertz. Marconi telah berhasil meningkatkan jarak pancaran gelombang elektromagnet dan mengisinya dengan informasi. Sehingga peralatan transmitter dan receiver ciptaan Marconi tersebut mampu memindahkan informasi dari satu tempat ke tempat lain tanpa kawat, inilah awal dari komunikasi radio.

Pada tahun 1895, seorang penemu dari Italia bernama Guglielmo Marconi mengkombinasikan teori-teori yang sudah ada (tentang elektromagnetik) dengan idenya sendiri. Ia adalah orang pertama yang mengirimkan sinyal radio melalui udara. Ia menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mengirim kode sinyal telegraf dalam jangkauan lebih dari 1,5 Km.



Pada tahun 1901, radio temuan Marconi mengirim sinyal kode menyebrangi Samudra Atlantik dari Inggris ke Newfoundland. Selama satu dekade hingga 1912, ia mematenkan sejumlah temuan untuk menyempurnakan sistem radio yang diciptakannya. Pada tahun 1909 ia mendapat Nobel bidang fisika. Dunia inovasi radio mencatat nama Guglielmo Marconi, sebagai penemu radio pertama.

Sekitar tahun 1900, para penemu mencoba mengembangkan alat yang dinamakan “vacuum tube” yang digunakan untuk mendeteksi dan memperluas sinyal radio. Lee de forest, seorang penemu dari Amerika mempatenkan lampu Vakum temuannya yang dikenal dengan triode atau audion pada tahun 1907.


Pada tahun 1918, Edwin H Amstrong dari Universitas Kolombia mengembangkan alat penerima gelombang radio, yang biasa disebut Super heterodyne circuit. Pada 1933 Amstrong memperkenalkan sistem radio FM (frequency modulation), yang memberi penerimaan jernih meskipun ada badai dan menawarkan ketepatan suara yang tinggi yang sebelumnya belum ada.

Atas kejernihan suara yang dihasilkannya di awal ’60-an, saluran FM mendominasi sistem radio, dan bahkan digunakan untuk komunikasi antara bumi dan luar angkasa oleh Badan Antariksa Nasional Amerika, NASA.


Mekanisme Radio

Di dalam ruang siaran, seorang penyiar radio melakukan siaran dengan berbicara melalui mikrophone. Penyiar tersebut mengeluarkan gelombang suara dan gelombang tersebut masuk melalui mikrophone. Kemudian gelombang suara diubah menjadi gelombang elektromagnetik oleh mikrophone dan penguat audio. Setelah itu, gelombang elektromagnetik ditumpangkan pada gelombang pembawa oleh pemancar untuk dipancarkan ke udara melalui antena pemancar. Gelombang radio merambat di udara hingga sampai ke antena penerima yang terdapat pada radio. Karena adanya aliran listrik dari adaptor pada radio, semua komponen elektronik dalam radio menjadi aktif dan saling bekerja sama. Dalam hal ini, kondensator membantu membangkitkan frekuensi dalam antena penerima. Gelombang yang telah ditangkap oleh antena penerima berubah menjadi gelombang listrik dan selanjutnya diolah oleh penguat RF dan osilator lokal yang terdapat pada tuner. Kemudian gelombang tersebut disaring oleh detektor. Penyaringan gelombang oleh detektor ini digunakan untuk menyaring gelombang listrik sehingga tinggal gelombang suara yang tersisa. Selanjutnya, gelombang suara dikuatkan dengan rangkaian penguat suara ke speaker. Dan akhirnya, suara penyiar dapat didengar.












0 komentar: